Kamis, 30 April 2009

Honda BeAT 2008 (Bekasi)

Low Rider Cantik

1944beat-nurfil-1.jpgSatu bukti lagi kalau modifikasi skubek nggak hanya mainan kaum Adam. Makhluk ayu berkulit bersih pun jadi betah nongkrong di bengkel modif demi tampilan skubek yang lebih asyik. Enggak percaya? Silakan tanya Yuliana Indrawati, si empunya BeAT bergaya low rider ini. Aliran yang selama ini seolah laki banget itu bisa menjadi cantik berkat sentuhannya. 1945beat-nurfil-2.jpg

“Awalnya hanya kepikiran pasang bordes variasi, eh setelah tiba di bengkel kayaknya seru juga dimodif low rider,” kata wanita cantik yang berprofesi sebagai instruktur senam ini. Ubahan yang dilakukan cukup berani untuk wanita seperti dirinya, karena selain nggak terlalu ngerti teknik motor, skubek ini menjadi kendaraan operasionalnya.

“Setelah pakai pelek lebar di belakang, naik motor jadi lebih mantap dan pede,” kata wanita 30 tahun ini. Itu tentu akibat pelek lebar 5 inci dan ban 140/60 di belakang menimbulkan riding impression seperti yang dirasakan Yuliana tadi.

1946beat-nurfil-3.jpgKesan macho tentu saja otomatis terbentuk dengan ubahan ini. “Itu yang saya nggak mau, sebab saya kan wanita makanya tetap ingin berkesan cewek,” lanjut ibu ramah dua anak ini.

Yuli tetap ngotot ada unsur cewek di skubeknya. Itu sempat membuat pusing Dedi, modifikator dari Berkah Motor di Vila Nusa Indah, Bekasi tempat Yuli melakukan ubahan ini. “Karena saya sudah tawarkan setang telanjang lebar, setang Robocop dan beberapa model, semuanya ditolak,” kata pria kurus ini.

Akhirnya perempuan yang jadi instruktur senam di banyak tempat ini kepikiran untuk menggunakan setang Yamaha Fino. “Setelah dipasang cocok juga, feminin tapi tetap stylish,” lanjut penyuka sop kambing ini.

Begini efeknya kalau ada pendatang baru. Pastinya, dapat memberikan efek berbeda!

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Deli Tire 90/90-14
Ban belakang : Deli Tire 140/60-14
Pelek depan : 1,85x14 inci
Pelek belakang : 5x14 inci
Knalpot : Password
Sok belakang : YSS Classic
Setang : Yamaha Fino
Bodi kit : Variasi

Senin, 20 April 2009

Tips kabel spido matic

Bisa Pakai Punya Bebek

417kabel-spidometer-yudi-1.jpgKabel spidometer skubek putus, proses penggantiannya memang nggak terlalu sulit. Meski harus bongkar batok lampu serta tebeng depan (gbr. 1). Nah, persoalannya apakah kabel itu mudah ditemui di bengkel umum atau toko onderdil?

“Nggak usah khawatir. Meski terkadang susah dicari, bisa kok memanfaatkan kabel spidometer varian lain selama masih satu merek (gbr. 2),” ujar Sugeng Mariantoni dari Cineng Motor di Jl. HOS. Cokroaminoto, No. 8C. Kreo Ciledug, Tangerang.
418kabel-spidometer-yudi-2.jpg
Ambil contoh Suzuki Spin 125 dan Skywave 125 yang kata orang paling sudah dicari part-nya. Tapi kata Sugeng nggak juga. Sebab kabel spido Suzuki Smash bisa kok dimaanfaatkan sebagai pengganti. Apalagi kepala kabel atas dan bawah, juga punya panjang yang sama persis.

Selain dua tunggangan tadi, penunggang Yamaha Mio dan Nouvo juga bisa manfaatkan varian lain. Misal Nouvo bisa pakai punya F1Z-R, sementara Mio silakan beli punya Jupiter-Z. “Memang sih harga kabel spido Jupi-Z sedikit lebih mahal. Tapi kalau buat darurat nggak jadi soal,” lanjut Sugeng.

Penunggang Honda Vario dan BeAT yang terbilang masih baru itu pun nggak perlu takut. Soale, selain keduanya bisa saling tukar, kabel spido New Supra Fit-X yang memiliki dimensi bentuk sama bisa juga dimanfaatkan.

Silakan buktikan.

Tips kepet Spin 125

Bikin Kepet, Yuk!

1873kepet-skubek---endro-1.jpgRoda belakang skubek menghadap langsung ke mesin. Jika melibas kubangan, kotoran bakal langsung hinggap di dapur pacu. Parahnya, beberapa skubek tidak dilengkapi kepet penahan cipratan air. Sehingga mesin tampak kotor dan proses pendingin jadi sedikit terganggu.1874kepet-skubek---endro-2.jpg

Contohnya tumpukan kerak tebal sering terlihat di Suzuki Spin 125. Kebetulan skubek ini tidak dilengkapi kepet, sehingga si pemilik agak kesulitan saat mencuci atau mengusir kotoran di crankcase yang menyatu dengan rumah CVT.

Daripada sebal terus lihat kondisi ini, Chepy mekanik RMK Cute kasih saran untuk menambah atau bikin kepet (gbr. 1). “Bahan bisa pakai kepet motor lain atau dari karet ban dalam mobil. Pokoknya jangan kaku supaya nggak mentok juga tidak bergesek,” wantinya.

1875kepet-skubek---endro-3.jpgSelain kepet, bahan lainnya mur-baut kecil dan pendek berkepala obeng plus. Tidak lupa juga minta ring penahan baut agar kepet terikat baik. Atau mau simpel, cable tie ukuran kecil juga bisa dimanfaatkan (gbr.2).

Kalau sudah komplet, selajutnya bikin lubang kecil seukuran baut. Posisi di ujung depan sepatbor belakang pakai mata bor. Begitu juga dengan kepet (gbr.3). “Cuma biar enak dilihat, kepet dibentuk dulu sesuai kebutuhan ruang,” imbuh warga Jl. Kebalen 3, Poncol, Jakarta Selatan.

Baru deh kepet modif dipasang. Di Spin 125, pasang kepet dari dalam atau dekat ke mesin. Sebab di posisi itu paling aman gesekan dan safe dari cipratan. Oke cuuuy...

Tips Bore up Irit matic

Bore up Irit

1909hal13_tips_pilihkarbu_boyo_.jpgKelar bore up, skubeker biasanya mengganti karburator dengan tipe skep manual dan berventuri besar. Lantaran karbu orisinal tipe vakum diklaim kurang mumpuni terutama di akselarasi.

Namun yang jadi masalah, penggantian karbu CV dengan tipe manual dan berdiameter besar kerap menuai kendala. Itu sering terjadi pada mesin motor skubek milik awam. namanya awam, tentu tidak paham akan kinerja mesin dan tipikal tipe karbu itu sendiri. Padahal maksud dari penerapan karbu CV di skubek standar atau tunggangan lain, tujuannya agar suplai bensin ke ruang bakar lebih efesian.

Lantaran dapur paculah yang mengontrol penuh permintaan bahan bakar lewat sistem vakum. “Maksudnya semakin besar tekanan di ruang bakar, makin banyak adonan gas bakar tersedot mesin. Dan semakin kuat sedotannya, semburan bensin dari spuyer juga 191002-hal13_tips_pilihkarbu_bo.jpgtambah banyak. Sedang buka-tutup grip gas cuma pemancing, selebihnya membran karet karbu sebagai pengatur otomatis. Makanya bisa irit,” beber Doran Satria mekanik bengkel C-Dov-DR.Tech.

Artinya kalau sobat ingin pakai karbu vakum di mesin skubek bore up tidak ada masalah. Apalagi kalau tujunnya untuk efesiensi gas bakar tanpa mengorbankan tenaga yang ada. Sehingga pengunaan karbu manual tidaak lagi vital buat skubek yang sudah diubah mesinnya.

Cuma karena penggantian karbu sangat tergantung dari kebutuhan mesin. Skubekker pun harus pintar memilih ukuran diameter karbu vakum yang sesuai dengan perubahan yang tejadi di ruang bakar. Sehingga kebutuhan akan gas bakar yang dihisap tidak kekurangan.

191103-hal13_tips_pilihkarbu_bo.jpgSalah satu contoh, bila liner silinder Honda BeAT atau Vario dibore up pakai piston diameter di atas 52 mm. “Jika ingin ganti dari karbu asli vakum Keihin VK22, bisa comot karbu CV punya Kawak Kaze ZX atau Yamaha Mio. Kebetulan keduanya semerek dan berukuran sama yaitu Keihin NCV24,” timpal Aris FMC mekanik Matic’s Center.

Sama halnya jika Yamaha Mio pengguna karbu CV Mikuni NCV24 sudah dibore up pakai piston diameter di atas 57 mm sampai 65 mm. Agar asupan gas bakar tidak kekurangan, pilihannya bisa pakai karbu Nouvo Mikuni BS25 atau punya Satria F-150, Spin 125, Skywave 125 dan Thunder 125 bermerek Mikuni BS26.

Sementara jika belum puas pakai 4309388ukuran 26 mm, pilihan lain masih ada. Tentunya memiliki diameter venturi lebih besar. “Seperti Mikuni BS29 punya Bajaj Pulsar 180 DTS-i, Mikuni BS30 milik Yamaha Scorpio atau Mikuni BSR32 di tunggangan Thunder 250,” ujar Aris di Jl. Fatmawati, No. 24D, Jakarta Selatan. Dan yang terpenting kata Aris lagi, pilih ukuran karbu jangan sampai jadi mubazir.

INTAKE DAN PIPA KABEL SESUAI
191204-hal13_tips_pilihkarbu_bo.jpg
Tidak jauh beda dengan karburator manual, karbu tipe CV juga wajib diseting ketika terjadi ubahan di sektor mesin. Baik itu cuma ganti knalpot atau sampai bore up liner silinder.

“Kalau cuma ganti knalpot racing cukup setel air pilot screw dan pilot-jet jika diperlukan. Tapi kalau sampai bore up, selain pilot-jet dan air pilot screw, main-jet juga perlu penyesuaian sampai hasil pembakarannya
ideal,” imbuh Doran yang praktik di Jl. Kahfi I, Kp. Setu, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Selain seting spuyer, pastikan juga intake manifold sepadan dengan bodi karbu, terutama jika lakukan penggantian ukuran karbu berventuri kecil ke yang lebih besar.

Tujuanya agar aliran gas bakar di lubang venturi tidak bocor dan debitnya tidak kekurangan atau terjadi turbulensi akibat banyak tekukan diseputar sambungan antara bodi dan intake itu sendiri.

Selain itu, pastikan juga posisi adaptor pipa alur kabel gas dari grip gas sudah pada tempatnya. Terutama jika terajadi perubahan karbu higga membuat posisi per katup berubah posisi.

VAKUM UNTUK SKUBEK

Skubek harus menggunakan karburator vakum. Mampu menakar bahan bakar secara presisi sesuai jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. Apalagi mesin skubek cenderung bergasing tinggi supaya bisa memutar CVT. Makin deras saja kucuran bahan bakarnya.

Jika skubek dipaksa menggunakan karbu skep manual yang ditarik langsung, cenderung boros. Kejadian ini pernah dialami Em-Plus. Ketika itu karbu vakum Kymco Matica 125 tidak bisa menyemburkan bensin.

Tips pastikan watt !!

Pastikan Watt!

1871lampu-2-mika-dvd-1.jpgNiat hati ingin mencari sesuatu yang lebih! Eh, hasilnya malah berkurang ya. Yap! Kejadian itu dialami ketika ingin mengubah sinar yang lebih terang pada lampu motor kesayangan. Terutama, motor yang aplikasi dua bohlam sebagai penerangan utama. Ya, macam Honda Vario dan Yamaha Nouvo Z.

Karena ingin sinar lampu lebih terang, maka kedua lampu alias bulb standar diganti halogen. Begitunya sinar bakal lebih mampu terangi jalan di malam hari. Tapi, apa jadinya? Sinar lampu kok malah redup!“
1872lampu-2-mika-dvd-2.jpg
Itu bisa terjadi. Lampu meredup, karena watt yang digunakan di halogen lebih besar dari seharusnya. Misalnya, halogen 35 watt,” ujar Wira Santosa, spesialis lampu yang punya workshop di Jl. Raya Pondok Gede, No. 14, Jakarta Timur.

Oh githu! Menurut Wira lagi, kapasitas listrik yang tersedia tidak mampu membuat nyala bulb menjadi terang. Itu karena kapasitas listrik yang masuk atau tersedia dibagi untuk dua bohlam. Kalau dijumlah, berarti ada 70 watt dong. Gak kuku...

Kondisi ini, bisa berbeda jika motor cuma aplikasi satu bohlam doang. Pastinya halogen dengan kapasitas watt segitu, bisa lebih berfungsi maksimal. Saran pria ramah ini, baiknya perhatikan watt bohlam pengganti.

Misal, jika bohlam asli ukuran 18 watt, jangan diganti pakai ukuran 35 watt. “Toleransinya, dari 18 watt bisa pakai yang 25 watt. Jika pakai 35 watt, terlalu besar,” aku pria yang terus inovasi soal lampu kendaraan ini. Jadi, githu toh!

Tips scorpio 275cc

Bore Up Sampai 275 cc

1906scorpio-300cc-boyo01.jpgKepengin mesin Yamaha Scorpio naik jadi 300 cc? Kapasitas silinder asli 225 cc harus didongkrak sekitar 75 cc lagi. Dan itu bisa dilakukan orang paham dan berani melakukan pembesaran. Tapi yang awam juga boleh ikutan dan minta panduan dari mekanik. Apalagi setelah baca tulisan ini, moga ngerti.

Nah, belum lama Ari Supriyanto dari bengkel Protechnics berani melakukan ubahan itu. Diklaim pebengkel di Jl. Pahlawan, No. 1, Rempoa, Ciputat Tangerang ini katanya cara bikinnya termasuk mudah. “Maksud saya, tidak sampai geser 4 baut silinder. Apalagi takut kehabisan daging liner di crankcase setelah boring diganti ukuran lebih besar,” jelas Ari yang sudah dua kali bikin ubahan seperti itu.

Kata Ari lagi, tidak terlalu berat kalau naiknya kapasitas jadi 275 cc. Pasang liner dari mobil diesel dan disumpal piston YZF250 diameter 77,5 mm di setang piston standar. Alhasil, kalau dihitung pakai rumus volume silinder, jadinya sekitar 273,4 cc dan dibulatkan jadi 275 cc.

“Pasang diameter piston 77,5 mm itu di Scorpio-Z idealnya pakai liner mobil diesel. Sebab selain material kuat, juga tahan temperatur tinggi. Apalagi sekarang media geseknya makin besar,” lanjutnya.

Mudahnya lagi, kepala piston rata bikin kompresi rendah. Juga memiliki pen piston berdiameter sama, yaitu 15 mm dengan standar. Hanya saja saat akan digandeng ke setang piston standar, bagian dalam badan piston atau tempat duduk setang dan pen piston atas perlu dipapas. Sekitar 2 mm kanan-kirinya.

Setelah itu piston seharga Rp 1,8 juta berikut ring dapat dengan mudah masuk ke liner silinder blok. Tentu tanpa gangguan di bagian kruk as atau di sekitar kepala silinder.

TETAP DISESUAIKAN1907scorpio-300cc-boyo02.jpg

Meski diklaim mudah dipasang, Ari mengaku kalau ubahannya tetap melakukan perbaikan di bebarapa bagian. Seperti kepala silinder, diameter kubahnya kudu disesuaikan diameter piston. Lalu atur ulang kompresi lewat penambahan tebal paking atas dan memapas daging kubah agar mudah didapat perbandingannya.

Lalu bagian kepala piston asli YZF250 yang ada 4 lubang klep dicustom untuk menghindari klep mentok saat naik-turun atau overlap. Tentu dibikin coakan baru itu mengikuti pola klep di kepala silinder Scorpio yang hanya 2 batang.

Sedang di bagian silinder blok, hanya mengikuti bentuk semula. Karena tidak ada perubahan pada langkah atau stroke.

PERLU DIPERHATIKAN


1908scorpio-300cc-boyo03.jpgCoba deh lihat bentuk piston YZF250 yang berbadan ceper. Otomatis gerak naik-turun semakin cepat, ringan juga minim gesekan. Maka sebagai pengimbang, pelumasan dinding liner perlu ditilik ulang. Sebab kalau kurang pelumas di liner, piston rawan ngancing.

Untuk menghidari seher atau piston ngunci, Ari minta tukang bubut melakukan proses ganti dan huning liner. “Saya punya 2 teman tukang bubut berbeda. Satu untuk ganti liner dan satunya lagi ngehun. Kebetulan sama-sama ahli soal itu, sehingga saya percaya mesin tidak ngejim lagi,” wanti Ari yang bilang kalau proses ini termasuk paling sakral.

Honda Vario 2007 (Jakarta)

165 cc = Pas Buat Harian

1253vario-dvd-1.jpgTenaga standar Honda Vario, dirasa kurang memenuhi keinginan Harry Widianto buat menemaninya beraktivitas. Maka itu, pemuda yang juga Mahasiswa Universitas Moestopo ini bela-belain bore up skubek Honda miliknya.

“Yah, hasilnya lumayan! Jadi kalau ada skubek bore up harian merek lain, kan bisa ngimbangin,” ujar Harry yang akrab dipanggil Kodok ini. Oh, jadi gitu toh! Ya, alasan kenapa power standar Vario dirasa kurang. Bisa aja nih Mas Harry kasih alasan! He..he..he...

Lanjut! Bicara soal bore up, Vario punya kendala di situ! Artinya, nggak gampang untuk memperbesar diameter piston. Ya! Macam Yamaha Mio sih bisa dijejali piston hingga 72 mm.
1254vario-dvd-2.jpg
Sedang Vario, paling mentok pakai piston 58 mm. Itu pun, sepertinya sudah maksimal buat bore up di skubek Agnes Monica ini. Maklum! Kan Vario dilengkapi pendingin liquid alias radiator. Pastinya, liner sedikit terbatas dengan water jaket.

Tapi tenang, cuy! Di tangan Suri, persoalan itu bisa diatasi. Suri? Iya, doi ini mekanik sekaligus pemilik bengkel Em-Push di Jl. Raya Meruya, Jakarta barat. Nah, Suri ini yang bikin Vario Kodok ‘lompat’! Gak ngorek lagi dong….

Bedah yuk!

PISTON 58,5 MM


Untuk dongkrak kapasitas silinder Vario ini, Kodok ogah tanggung. Makanya, doi push ke Suri biar capai limit. Yap! Pakai piston 58,5 mm milik Honda Sonic. Buat harian, ukuran ini sudah batas maksimal.

“Karena dengan ukuran ini aja, water jaket harus dibuat ulang lagi di tukang bubut,” ujar Kodok mewakili Suri berbicara. Maklum lagi! Kan liner standar Vario, kudu diganti lebih besar. Yaitu, pakai milik Honda GL yang sentuh angka 60 mm.

Setelah mengakali liner dan juga water jaket yang dialiri air radiator, piston pun ikut disesuaikan. Terutama, bagian dome alias permukaan atas piston. Dome dipapas lagi sekitar 2 mm. Kalau enggak dipapas, piston muncul keluar blok silinder.

Belum lagi, Suri juga menerapkan naik stroke di Vario biru metalik ini. Pakai pen stroke 3 mm merek Kawahara, pastinya langkah piston juga makin panjang. Akhirnya, semua berimbas ke head silinder. Meski kepala silinder nggak dipapas, tapi squish dibuat ulang menyesuaikan piston.

Kini stroke jadi 61 mm. Dipadu piston 58 mm sehingga menghasilkan kapasitas silinder lumayan. Bersihnya bisa mencapai 165 cc.

KNALPOT BOBOKAN

1255vario-dvd-3.jpgSaluran tenaga, kurang lengkap jika kagak didukung saluran buang yang baik. Dua kendala bisa muncul jika knalpot yang dipakai nggak pas. Pertama, tenaga ngempos akibat knalpot terlalu freeflow. Kedua, power tertahan akibat terlalu banyak sekat di dalam silincer.

“Di Vario ini, dibikin sendiri racikannya. Polanya, mengikuti konsep knalpot Kawahara,” aku Kodok. Ya! Semua sekat yang ada disaluran buang dilepaskan. Lalu chamber dibuat lagi pakai kawat yang sering disebut kawat nyamuk. Hasilnya, suara tidak terlalu berisik tapi tenaga terus isi.

DATA MODIFIKASI

Ban : Swallow 70/90-16
Pelek : Yamaha Nouvo Z
Cakram : TDR
Sok depan : Kawahara
Paking blok bawah : 6 mm

Suzuki Shogun 125 2004(Bogor)

Ramuan Langkah Piston

1183shogun-ahon---endro-1.jpgAhon alias Herman Lo awalnya menaikkan stroke atau langkah piston 8 mm pada Shogun 125 milik Andre dari Bogor, Jawa Barat. Namun justru tenaga yang keluar malah loyo. Akhirnya coba dikurangi dan stroke hanya naik 6 mm. Hasilnya malah lebih kencang.

“Langkah piston awalnya hanya 55,2 mm jadi 61,2 mm,” terang mekanik andalan pabrikan Suzuki itu. 1184shogun-ahon---endro-2.jpgMekanik yang jago kilik kem itu padukan dengan piston Honda Tiger oversize 100, bore jadi bengkak 64 mm.

Komposisi itu terbukti justru lebih pas, meskipun masih overbore. “Sebenarnya, sudah dicoba dengan menaikkan stroke 8 mm. Ketemunya jadi 63,2 mm. Kan harusnya mendekati square. Tapi malah kurang bagus,” papar mekanik yang ngebengkel di Jl. Kartini Raya, No. 18, Depok.

1185shogun-ahon---endro-3.jpgBermodal kapasitas mesin pada kisaran 200 cc, plus ubahan kem berdurasi 280 derajat yang menggerakan klep in 31 mm dan klep ex 27 mm, raungan rpm memang cepat dikail. Lebih terbukti lagi, motor ini memang sudah diadu berkali-kali.

“Bahkan sudah 20 kali berturut-turut diadu kebut di trek lurus aje. Hasilnya enggak pernah kalah,” ujar Andre, yang kuliah di Bandung dan gemar meramaikan bali alais balap liar.

REXTOR DI 14.500 RPM

“Puncak tenaga di 11.000 rpm yang dilayani pengapian 41 derajat mengandalkan Rextor Programmable. Mulai pada 11.500 pengapian mulai mundur pada 38 derajat,” tambah mekanik yang ngebul terus.

Tapi biar mesin aman, Ahon bikin limiter cut off pada CDI di 14.500 rpm. “Lebih dari itu takutnya bikin motor jebol. Lagian sudah nggak ketemu puncak tenaganya. Mending dibatasi saja,” lanjut mekanik asli Kalimantan Barat itu.

EFEKTIF DI 800 METER


Ahon mengklaim korekannya ini lebih efektif di karapan 800 meteran. “Kalau 600 meter belum ketemu tenaga puncaknya,” alasannya. Itu sebabnya, hanya ubah rasio di gigi I = 13/30, dengan final gear 15/28. “Gigi 2,3,4 standar. Kalau diubah, mungkin akan beda lagi untuk jarak idealnya,” papar mekanik berambut lurus ini.

PERBESAR PIN SETANG PISTON

Setang piston masih pakai standar Shogun. Namun timbul kendala ketika pasang piston Tiger. Lubang pin piston di setang piston Shogun hanya 14 mm, sedang pin piston Tiger 15 mm. Otomatis piston tidak bisa dipasang.

Mengatasinya, “Cukup gedein lubang di setang piston. Asalnya 14 mm jadi 15 mm,” terang mekanik yang kerap mengandalkan motor Suzuki meski untuk balap liar yang aturannya suka-suka.

DATA MODIFIKASI

Knalpot : Elmer
Kompresi : 14 : 1
Per klep : Jepang Product

Suzuki Spin 125 2007 (Jakarta)

Takut Melintir!

1259spin-wahidin-dvd-1.jpgSering melakukan ubahan low rider di Yamaha Mio, Wahidin penasaran untuk melakukan style sama di Suzuki Spin 125. Untung ada Agus Mardiyanto dari Cipinang, Jakarta Timur yang merelakan Spin 125 miliknya diacak-acak modifikator asal Jawa Tengah itu. Fokus di sektor kaki-kaki.1260spin-wahidin-dvd-2.jpg

“Terbukti memang jauh lebih susah dibanding Mio atau Vario. Itu karena konstruksi engine mounting dan arm. Bentuk mounting Spin 125 seperti huruf U. Sehingga kalau dipaksakan pakai undur-undur model Mio atau Vario pasti enggak bisa. Ngeri melintir,” kata Wahidin juragan Anggrek Motor ini.

1261spin-wahidin-dvd-3.jpgKarena itulah, maka undur-undur yang dipasang punya desain atau model berbeda. “Antara batang yang dikanan dan kiri disambungkan pelat dengan ketebalan 4 mm,” cerita wong Tegal ini.

Akhirnya dengan konstruksi seperti itulah baru dirasa aman dan layak jalan. Oh ya, peranti yang menyebabkan roda belakang menjadi mundur ini mempunyai panjang 15 cm.

Hal lain yang sedikit bikin pusing adalah dalam penempatan monosok belakang. “Pasalnya enggak mau merusak banyak bagian sehingga jika ingin dibikin standar lagi enggak masalah,” lanjut ayah dua anak ini. 1262spin-wahidin-dvd-4.jpg

Karena itu dibuatkan banyak bracket atau dudukan baru buat untuk peredam kejut itu. Misal untuk pegangan atas. “Dibuatkan pipa ¾ inci yang disambungkan atau ditembuskan ke sasis. Kemudian dibaut pakai baut 12,” beber pria hitam manis ini.

1263spin-wahidin-dvd-5.jpgFrame memang menjadi sedikti cacat karena dilubangi. Tapi saat mau kembali tampil standar, enggak bakal banyak masalah. Begitu juga pegangan bawah. “Untuk itu bracket dipasangan di atas mesin atau persis di atas kipas,” kata Wahidin lebih jauh.

Material yang dipakai kali ini adalah pelat 4 mm. Untuk sok sendiri menggunakan punya Jupiter MX. Alasannya, dimensi dan tingkat kekerasan sesuai yang membuatnya memilih ini.

Di soal pemilihan monosok, Wahidin sedikit kasih tips. “Karena beban akibat roda belakang sudah berubah dan bisa dibilang sangat berat, maka jangan pilih yang terlalu keras, ngeri,” pesan Wahidin dari markasnya di Batas Kreo, Ciledug, Tangerang.

KNALPOTNYA MANA?1264spin-wahidin-dvd-6.jpg

Saat melihat penampilan utuh motor ini pasti pada bingung cari posisi knalpot. “Biar penasaran, memang sengaja dibuat ngumpet,” kekeh Wahidin.

Jelas, bukan semata karena itu, lebih pada estetika dan kenyamanan berkendara. “Kalau ditempatkan di samping akan menutupi kesan ekstrem pelek. Sementara kalau undertail, pastinya jadi sering mentok bodi,” ulas pria yang lagi kebanjiran order ini.

Kedua posisi tadi memang sempat dicoba dan terbukti kurang sip.

SKYWAVE SIPIT

Maksud hati pengin bikin Spin 125 ini jadi belo alias tidak sipit lagi. Makanya, pakai head lamp Skywave 125. Tapi akibat salah di soal pemilihan desain bodi depan, niat tadi jadi berantakan. “Ya begitu deh karena salah desain depan, sehingga malah jadi sipit gini,” aku Wahidin malu-malu.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Deli Tire 120/70-14
Ban belakang : Deli Tire 140/60-14
Pelek depan : 4x14 inci
Pelek belakang : 6x14 inci
Sok depan : Trusty
Sok belakang : Jupiter MX
Disc depan : MyBug
Disc belakang : Kawasaki Ninja
Setang : Suzuki RGR
Head lamp : Suzuki Skywave

Yamaha Scorpio 2006 (Bogor)

Bikin Bangga!

1377scorpio---endro-1.jpgSekali lagi rumah modifikasi Dave Motor Concept (DMC), memadukan limbah dengan custom dalam sebuah harmonisasi. Terlihat jelas dalam ubahan kaki-kaki di Scorpio silver ini. Tetap ciamik!

“Kita nggak membabibuta dalam mengadopsi limbah moge. Paling penting semua bisa tampak harmonis,” kata Budi Tricahyono, juragan DMC langsung dari markasnya di Sawangan, Depok.

Tentunya Budi enggak asal ngecap. Karena memang di Scorpio ini nggak melulu ngomongin sisa dari moge alias motor gede. “Memang untuk pelek pakai Kawasaki ZX750. Tapi kalau swing-arm dan sok belakang, enggak,” lanjut Budi yang bukan kakanya Wati dan Iwan itu. 1378scorpio---endro-2.jpg

Di situ letak kesulitannya, bung! Karena mengcustom ulang lengan ayun asli supaya ideal disanding pelek lebar 5,5 inci. Pastinya, swing-arm asli diset jadi lebih ngangkang.

“Yup! Yang kita lakukan cuma bikin arm lebih terbuka. Jelas biar ban berprofil 180/60 bisa menggelinding tanpa hambatan,” lanjut pria yang pernah bekerja di bidang perhotelan ini.

Ada juga hal lain yang menyebabkan harus tetap mempertahankan orisinal. Supaya mekanik Yamaha di bengkel resmi masih mengenali. Bahkan untuk monosok, juga tetap pakai asli. Hanya perlu bikin ulang dudukan.

1379scorpio---endro-3.jpgSelain masik oke, monosok standar juga dirasa cukup kuat menopang bodi yang sekarang sudah lebih berat. Tambah berat? Tentu yang sudah pasti. Karena bodi full custom ini sudah pakai pelat galvanis.

Enggak total dengan konsep moge, juga menyentuh masalah desain bodi. “Sempat terpikir meniru full tampilan GSX. Tapi malah enggak menarik di Scorpio. Makanya banyak penyesuaian lagi,” lanjut Budi.

“Hanya desain fairing yang sedikit mengambil ide dari GSX. Tentunya selain lampu depan, lho. Lampu GSX yang ditebus juga enggak orisinial alias hanya variasi. Yang penting, tampilan Scorpio sudah berubah drastis,” bangganya.

Memang bikin bangga!

COPOTAN VARIO

Satu lagi barang copotan motor lain nemplok di Sorpio ini. Bukan diambil dari moge, tetapi dari skubek, Bro!. Persisnya lampu rem. “Kami pilih stop lamp Vario. Cukup ambil bangian tengah lampu itu,” jujur Budi.

Bentuk didesain sedemikian rupa dan nemplok di buritan yang sudah nungging abies itu. Posisi lampu persis di antara dua ujung muffler. Komentar Em-Plus, pas secara penempatan dan ukuran.

FAIRING BERLUBANG1380scorpio---endro-4.jpg

Takut mesin menjadi panas, maka Budi bikin fairing yang penuh dengan lubang. Tentunya bukan asal lubang? “Jalur udara itu penting supaya mesin nggak overheat akibat tertutup fairing,” kata ayah dari Dave ini.

Terlihat jelas kalau dia memang concern sama masalah jalur angin ini. Setelah di depan mesin dibuat lubang hawa yang ditutupi kawat nyamuk, maka di samping kiri dan kanan masing-masing dijatah tiga lubang lagi.

Dengan aksen seperti itu dijamin mesin enggak bakal bermasalah. Akibatnya, identitas motor masih bisa ditebak. Dari mana lagi kalau bukan bentuk mesin yang telanjang bugil itu.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Pirelli 120/60-17
Ban belakang : Pirelli 180/60-17
Upside down : Suzuki GSX750
Setang : Suzuki GSX750
Disc depan : Suzuki GSX750
Head lamp : Variasi Suzuki GSX
Footstep : Yoshimura

Suzuki Skywave 125 2007 (Jakarta)

Cuma Buat ke Kampus 196 CC

1381skywave-dvd-1.jpgDasar pembalap! Meski jarak dari rumah ke kampus tidak terlalu jauh, tapi tetap ogah pakai motor bermesin standar. Itulah yang dilakukan Febrianto pada Suzuki Skywave 125 miliknya. Oh ya, doi ini salah satu pembalap road race DKI yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur.1383skywave-dvd-3.jpg

“Enggak tahu, kayaknya enggak betah aja pake motor standar. Rasanya seperti ada yang kurang, githu,” ungkap pemuda yang kuliah di Universitas Jayabaya, Pulomas, Jakarta Timur ini.

Tuh kan! Padahal dihitung-hitung, jarak dari rumah ke kampus nggak lebih dari 3 1382skywave-dvd-2.jpgkilometer lho. Tapi lagi-lagi, dasar pembalap! He..he..he... Malah, Skywave 125 ini juga sudah dijejali piston Honda Tiger oversize 50 lho.

Begitunya doi nggak tergiur balap jalanan. Pria akrab disapa Eby ini mengkhususkan Skywave 125 ini hanya untuk aktivitas ke kampus. Penasaran sejauh mana Mahasiswa jurusan Manajemen Perusahaan ini meng-upgrade skubeknya? Ya dibaca terus dong!

Lanjut!

KLEP XENIA


Sabar... Ini bukan merek klep baru! Tapi Xenia itu nama mobil keluaran Daihatsu. Iya, Daihatsu Xenia yang kembaran sama Toyota Avanza. Nah, klep yang sekarang dipakai buat Skywave 125 ini milik mobil itu. “Ukuran pakai 28 mm untuk klep in dan 24 mm klep buang,” ujar Eby yang baru merayakan ulthanya di bulan ini. 1384skywave-dvd-4.jpg

Enaknya pakai klep ini, tentu soal meterial lebih kuat. Malah, nggak perlu banyak merubah ukuran klep. Itu karena diameter batangnya sama dengan batang klep Skywave 125 yang 5 mm. “Yang disesuaikan hanya bagian panjang klep aja. Ukuran disesuaikan panjang klep standar,” bilang Eby lagi.

Masih bicara seputar kepala silinder. Biar kompresi sedikit lebih tinggi, head pun dipapas lagi 1 mm. Menurut sang empunya, sengaja papasan dibuat segitu biar tidak terlalu tinggi. Kalau ketinggian, kasihan dinamo stater.

STROKE X PISTON

Penggantian dua komponen ini, bisa dibilang pendongkrak tenaga paling yahud. Macam obat kuat saja! Sekali pasang, tenaga tambah besar. Apalagi, Skywave 125 ini dijejali piston Honda Tiger oversize 50 alias 64 mm.

“Untuk pakai piston ini, liner standar diganti punya Tiger. Kan aslinya Skywave 125 hanya pakai piston 53,5 mm. Hasilnya, power di putaran atasnya makin jalan,” kata Eby yang rambutnya dipotong habis alias botak.

Enggak cukup sampai situ, stroke pun ikut dinaikan. Metode stroke-up lewat pemakaian pen dijalankan. Pakai merek CLD ukuran 3 mm, langkah piston kini bertambah jadi 6 mm. Kan naik 3 mm, turun 3 mm. Angka akhir stroke pun berubah. Dari yang standarnya 55,2 mm sekarang jadi 61,2 mm.

Akhirnya, lewat dua penggantian part ini, kapasitas silinder skubek bersuspensi belakang ganda ini menjadi 196 cc. Wah, bengkak dong!

INTAKE LANGSUNG

1385skywave-dvd-5.jpgAslinya, Skywave 125 mengaplikasi intake model tambahan. Ya, biar moncong karburator menjadi ke belakang. Nah, di skubek milik pria 24 tahun ini, intake itu dicopot. Gantinya, pakai model langsung ke blok.

“Pakai cara ini, bensin langsung masuk ruang bakar. Enggak berputar lagi melewati intake tambahan,” urai Eby. Caranya, lubang intake yang di blok dicor lagi pakai aluminium. Prosesnya kudu dilakukan di tukang bubut. Konsekuensi pakai cara ini, bagasi jadi korban.


LEBIH DARI 140 KM/JAM


Ngomong soal kecepatan! Sayangnya di Skywave 125 ini, spidometer tidak lagi dipakai. Itu karena pelek mengadopsi tipe jari-jari. Kondisi itu, memaksa teromol depan pakai milik Suzuki Satria. Nah, gir spido pun jadi tidak bisa difungsikan.

“Tapi pernah coba ukur pakai Yamaha Nouvo bore up. Ketika dia lari 140 km/jam, motor ini masih terus melaju dan jauh ninggalin,” ungkap pembalap yang sekarang lagi menunggu sponsor datang.

Wah, kalau gitu lebih dong dari 140 km/jam dong? Bisa!

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Comet 60/90-17
Ban belakang : Mizzle 2,25-17
Pelek : Takasago 1,20x17
Karburator : Keihin PE 28 mm
CDI : BRT i-Max
Roller : 13 gram
Pen stroke : CLD 3 mm

Yamaha Vega ZR 2008 (Jakarta)

Baru Nongol Langsung 150 cc

1386vega-zr---endro-1.jpgBaru aja nongol, Vega ZR ini langsung diobrak-abrik. Kapasitas silinder yang hanya 113 cc didongkrak sampai 150,2 cc. “Sekadar bore up mengandalkan piston 57,5 mm,” cuap Fauzi, mekanik NMM (New Motor Mania) dari Jl. RM. Harsono, No. 32, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 1387vega-zr---endro-2.jpg

Kini silinder Vega ZR pun dijejali piston yang diamaternya lebih besar 7,5 mm dari standar. Ya, jika standar pakai diameter 50 mm, sekarang masuk 57,5 mm. Ukuran itu, aplikasi piston milik Kawasaki Blitz Joy oversize 50.

Maka itu, perubahan ini juga menuntut liner standar ikut diganti. Sayangnya Fauzi tak tahu pakai boring milik apa. Tapi yang jelas, liner itu bisa dijejali hingga piston 68 mm. Itu karena besar diameter boring 70 mm.

1388vega-zr---endro-3.jpgDengan diameter liner seperti itu, kenapa cuma pake piston 57,5 doang ya? Kenapa tidak pakai 63 atau 65 mm githu? “Boleh dibilang ingin bangun motor ini secara bertahap. Jika piston yang sekarang dirasa masih kurang, ya tinggal bore up lagi deh,” aku Fauzi yang lebih akrab disapa Oji ini.

Sekarang pakai piston 57,5 saja sudah mencapai 150,2 cc. “Motor sanggup berlari hingga lebih dari 130 km/jam tuh! Oh ya!” argumen Fauzi.

Menurut Fauzi yang bukan Ikang itu, buat sesuaikan piston 57,5 mm, noken-as ikut disentuh meski klep tidak diganti. Kem hanya dipapas di pantat bumbungan sekitar 1,5 mm. Cukup, Bro? 1389vega-zr---endro-4.jpg

GIR RX-KING

Untuk mencapai top-speed, sproket standar pun diganti. Tapi sayangnya, di pasaran belum ada pedege alias pedagang yang menjual gir aftermarket buat Vega ZR. “Itu karena gir dan rantai ZR beda sama Vega sebelumnya,” kata Oji, panggilan Fauzi.

Solusinya, sepasang gir diganti pakai punya Yamaha RX-King. Oh ya! Termasuk rantai juga ya, jika standar Vega ZR pakai ukuran 420, maka sekarang diubah pakai ukuran 428. Sedang gir depan ukuran 14 mata dan belakang 35 mata.

BANGUN IMAGE BENGKEL

New Motor Mania (NMM), kini hadir dengan wajah baru! Jika sebelumnya workshop ini lebih dikenal dengan modif di dunia skubek alias matik, sekarang lebih membentangkan sayap. Ya, salah satunya dengan ubahan yang dilakukan di Yamaha Vega ZR ini.

“Image bengkel, memang ingin diubah. Workshop ini, bukan hanya modif skuber. Tapi juga untuk keperluan balap,” promo Fauzi yang tidak berkumis seperti Gubernur DKI sekarang.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Comet 60/90-17
Ban belakang : Comet 70/90-17
Pelek : TDR
NMM : (021) 94118970
Spuyer : Dirojok

Suzuki Skywave 125 2008 (Jakarta)

206 cc Sikat 95 Km

1467sky-wave---endro-1.jpgSemoga nggak bingung sama angka di judul itu? Kalau iya begini penjelasannya. Skywave 125 milik Enrico ini sudah naik kapasitas mesin jadi 206 cc. Angka 95 km jarak tempuh yang dilewati setiap hari kerja. Tepatnya dari rumah di Pondok Labu, Jakarta Selatan dan kantor di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

“Enak banget pakai motor bore up untuk jarak jauh. Selain lebih kencang, juga nggak boros,” cerita Rico. Memang motor ini belum pernah diukur kecepatannya di trek pendek, tapi sang pemilik yakin banget akselerasi dan top-speed sudah jauh meningkat.1470sky-wave---endro-4.jpg

Karena menjadi motor harian, konsekuensinya harus dirawat melebihi motor standar. “Ganti oli tiap dua minggu, cukup pakai yang SAE 10W-40,” beber karyawan Garuda ini.

Daripada ngelantur, mari kita tengok apa yang dilakukannya sehingga kapasitas meningkat begitu besar.

BORE X STROKE

1468sky-wave---endro-2.jpgDari mana angka 206 cc tadi? “Itu karena pakai piston ukuran 63,5 mm dari Honda Tiger,” katanya memulai cerita jeroan mesin. Kalau penggantian ini sih emang sudah banyak yang pakai, trus apalagi nih?

“Nekat nih, naik stroke cukup jauh,” bangganya. Untuk setang piston pakai merek LHK. Stroke up dilakukan setelah pakai produk Kawahara 5 mm. Langkah piston artinya naik 10 karena naik 5, turun 5. Dari awalnya 55,2 mm naik drastis menjadi 65,2 mm. Coba deh dihitung, sekarang menjadi 206 kan?

LEHER KNALPOT CUSTOM1469sky-wave---endro-3.jpg

Hal lain yang diyakini Rico membuat motornya enak buat seliweran di Jakarta ada pada saluran buang. “Sengaja dicustom ulang khususnya di bagian leher supaya tenaga lebih berasa,” kata anggota SOC (Skywave Owner Club) nomor 052 ini.

Sedang pada bagian tabung masih mengandalkan orisinal. “Memang tampilan motor dipertahankan standar, pelek dan ban juga masih bawaan,” celetuk penggemar anjing ini.

PER CVT VARIO

Karena mengejar akselerasi di jalanan, Rico butuh per CVT sensitif. “Ogah pakai variasi, setelah uji coba paling sip pakai standar Honda Vario,” kata pria yang rajin kopdar di komunitasnya.

Ubahan di sektor penggerak roda baru sebatas itu. Bagian lain bahkan sampai roller pun masih parts orisinal Skywave.

DATA MODIFIKASI

Piston : 63,5 (Tiger)
Setang piston : LHK
Pen stroke : Kawahara
Klep : TK (32,5/28)
Kem : Kawahara
CDI : BRT
Karburator : Keihin PE 28
Per CVT : Honda Vario
Disc depan : PSM

Yamaha Nouvo 2003 (Jakarta)

Indonesia Raya Berkumandang

1518nouvo-50-dvd-1.jpgSeandainya SEA Games melombakan drag liaran, bisa jadi Indonesia menggondol medali emas dengan menurunkan Yamaha Nouvo ini. Skubek ini baru aja mengalahkan rivalnya yang full spek Thailand. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di kerumunan massa Matraman, Jakarta Timur.1519nouvo-50-dvd-2.jpg

“Kaget juga sih bisa menang. Terlebih lawan pakai full Thailand, rangka aja aluminium,” kata Deny Mansur, mekanik Clinic Motor yang menggarap Nouvo ini. Pasar taruhan malam itu disinyalir sampai di angka Rp 73 juta. Malam yang benar-benar heboh.

Konon lawan Nouvo ini Yamaha Mio buatan Thailand. Dari kubu CMS (Champion Motor Sport). CMS dikenal sebagai biang balap road race dari zaman 2-tak dulu. Kini lebih suka main drag bike alias balap lurus aje.

Banyak hal sebenarnya yang membuat Nouvo Tanah Air bisa ngacir begitu kencang mengalahklan Mio Thai. “Performa mesin dan ratio yang pas menjadi penentu utama,” kata Komeng, panggilan akrab Deny.

Lebih sip kalau kita bongkar rahasainya. Mumpung mekanik satu ini nggak pelit ilmu, semua jeroan dijembrengin.

KONDISI MESIN


1520nouvo-50-dvd-3.jpgUntuk jeroan dapur pacu, Komeng menggunakan piston motor Kawasaki berukuran 66 mm. “Seher ini punya keunggulan karena pendek, sehingga mengurangi friksi, beda dengan piston Tiger,” kata lajang ini.

Ini jelas memberi efek mesin jadi tidak jadi gampang panas.

Sementara, kapasitas mesin sekarang sudah ada di kisaran 250 cc. “Hal itu karena naik stroke jadi 72,” terangnya. Hal itu artinya dia menaikkan langkah sekitar 16 mm karena aslinya stroke Nouvo 57,9 mm. Tambah 8 mm naik dan 8 mm turun.

Sedang untuk menghasilkan tenaga lebih mantaf lagi maka klep mobil ikut dijejalkan. Ukurannya 34/29 yang merupakan cabutan dari Toyota Camry. Oh ya menurut Komeng lagi, kompresi saat ini di 12 : 1.


RATIO DIBERATIN
1521nouvo-50-dvd-4.jpg

Karena akan main di trek panjang 800 meter, Komeng mengubah ratio menjadi lebih berat dibandingkan standar. Jika aslinya 12 : 43, maka sekarang menggunakan 12 : 25. “Ukuran segitu pas dengan tenaga dan trek di Jl. Matraman,” timpal Yonex, si pemilik motor yang ikut nimbrung.

Komeng juga berkeyakinan bhawa perhitungan di ratio itu juga mempengaruhi dalam pemilihan roda. “Karena itu saya pakai ring 17 inci dan ban cukup kecil,” lanjut pria yang baru buka bengkel tujuh bulan silam ini.

KNALPOT DIPOTONG

1522nouvo-50-dvd-5.jpgKomeng pakai knalpot Kawahara. Tapi, selain dipotong bagian ujung dan dalaman juga digulung ulang. “Itu supaya lebih cepat teriaknya. Kalau aslinya agak sedikit lama,” beber pemilik bengkel di Jl. Skuadron, No. 14, Halim, Jakarta Timur ini.

Dengan kondisi sekarang, maka akselerasi lebih cepat dirasa aatau bisa dibilang motor jadi lebih responsif. Pemotongan yang dilakukan hanya 5 cm di bagian ujung.


TANGKI CUSTOM
1523nouvo-50-dvd-6.jpg

Proses reduksi bobot juga dilakukan hingga tangki bahan bakar. “Bikin baru dengan menggunakan material aluminium dan kapasitasnya sedikit aja,” cerita Komeng yang bukan pelawak itu. Saat ini motor ini hanya bisa membawa BBM sebanyak 700 ml saja, nggak bisa lebih.

DATA MODIFIKASI


Ban depan : Swallow 50/90-17
Ban belakang : Vee Rubbber 50/100-17
Pelek : Ride It
Kompresi : 12 : 1
Setang piston : Yamaha RX-Z
Karburator : Keihin PE 28
Per klep : Jepang Product
Kampas kopling : Custom
Dinamo : Standar, gulung ulang
Intake : Yamaha Mio
Sok depan : Posh
Disc depan : TDR
Tangki : Custom aluminium