Sering melakukan ubahan low rider di Yamaha Mio, Wahidin penasaran untuk melakukan style sama di Suzuki Spin 125. Untung ada Agus Mardiyanto dari Cipinang, Jakarta Timur yang merelakan Spin 125 miliknya diacak-acak modifikator asal Jawa Tengah itu. Fokus di sektor kaki-kaki.
“Terbukti memang jauh lebih susah dibanding Mio atau Vario. Itu karena konstruksi engine mounting dan arm. Bentuk mounting Spin 125 seperti huruf U. Sehingga kalau dipaksakan pakai undur-undur model Mio atau Vario pasti enggak bisa. Ngeri melintir,” kata Wahidin juragan Anggrek Motor ini.
Karena itulah, maka undur-undur yang dipasang punya desain atau model berbeda. “Antara batang yang dikanan dan kiri disambungkan pelat dengan ketebalan 4 mm,” cerita wong Tegal ini.
Akhirnya dengan konstruksi seperti itulah baru dirasa aman dan layak jalan. Oh ya, peranti yang menyebabkan roda belakang menjadi mundur ini mempunyai panjang 15 cm.
Hal lain yang sedikit bikin pusing adalah dalam penempatan monosok belakang. “Pasalnya enggak mau merusak banyak bagian sehingga jika ingin dibikin standar lagi enggak masalah,” lanjut ayah dua anak ini. 
Karena itu dibuatkan banyak bracket atau dudukan baru buat untuk peredam kejut itu. Misal untuk pegangan atas. “Dibuatkan pipa ¾ inci yang disambungkan atau ditembuskan ke sasis. Kemudian dibaut pakai baut 12,” beber pria hitam manis ini.
Frame memang menjadi sedikti cacat karena dilubangi. Tapi saat mau kembali tampil standar, enggak bakal banyak masalah. Begitu juga pegangan bawah. “Untuk itu bracket dipasangan di atas mesin atau persis di atas kipas,” kata Wahidin lebih jauh.
Material yang dipakai kali ini adalah pelat 4 mm. Untuk sok sendiri menggunakan punya Jupiter MX. Alasannya, dimensi dan tingkat kekerasan sesuai yang membuatnya memilih ini.
Di soal pemilihan monosok, Wahidin sedikit kasih tips. “Karena beban akibat roda belakang sudah berubah dan bisa dibilang sangat berat, maka jangan pilih yang terlalu keras, ngeri,” pesan Wahidin dari markasnya di Batas Kreo, Ciledug, Tangerang.
KNALPOTNYA MANA?
Saat melihat penampilan utuh motor ini pasti pada bingung cari posisi knalpot. “Biar penasaran, memang sengaja dibuat ngumpet,” kekeh Wahidin.
Jelas, bukan semata karena itu, lebih pada estetika dan kenyamanan berkendara. “Kalau ditempatkan di samping akan menutupi kesan ekstrem pelek. Sementara kalau undertail, pastinya jadi sering mentok bodi,” ulas pria yang lagi kebanjiran order ini.
Kedua posisi tadi memang sempat dicoba dan terbukti kurang sip.
SKYWAVE SIPIT
Maksud hati pengin bikin Spin 125 ini jadi belo alias tidak sipit lagi. Makanya, pakai head lamp Skywave 125. Tapi akibat salah di soal pemilihan desain bodi depan, niat tadi jadi berantakan. “Ya begitu deh karena salah desain depan, sehingga malah jadi sipit gini,” aku Wahidin malu-malu.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Deli Tire 120/70-14 Ban belakang : Deli Tire 140/60-14 Pelek depan : 4x14 inci Pelek belakang : 6x14 inci Sok depan : Trusty Sok belakang : Jupiter MX Disc depan : MyBug Disc belakang : Kawasaki Ninja Setang : Suzuki RGR Head lamp : Suzuki Skywave
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar